Lembayung telah menampakan dirinya di sudut langit yang luas. Udara berhembus dengan perlahan dan menyapu wajahnya dengan lembut. Di sebuah sofa berwarna hijau tua seorang gadis remaja duduk termangu sendiri. Sore itu Gabriella yang sedang resah selalu saja menengok ke luar jendela.
Tiba-tiba Ia menitikan air mata di pipinya yang lembut. Entah apa yang ada di pikirannya. Kemudian Ia mencoba menyadarkan dirinya agar tak terhanyut dalam kesedihan. “ Gabriella, kamu udah makan belum?” tanya sesosok suara dari arah belakang Gabriella. Ternyata Ibunda Gabriella menghampirinya.
“ Gabriella ga laper bu,ntar aja makannya. Lagian tadi abis jalan bareng Zefa sama Talia”. Oh ya udah, Gabriella ibu sama bapak mau pergi ketempat tante Eni dulu,kamu dirumah sendiri ga papa kan?
“Ya, ga papa..lagian ntar lagi juga kak Irene pulang.”
Da...ibu….da…..bapak……..
Dan tak lama dari itu ibu dan ayah Gabriella melaju dengan kendaraan roda duanya.
Gabriella dikenal dengan remaja yang penuh warna dalam hidupnya, tak ada teman yang tak dekat dengannya bahkan kaka’ tingkatnya di perguruan tinggi pun senang bergabung dengan nya dan juga teman-temannya.
Gabriella suka di juluki teman-temannya Perusuh, karena Gabriella selalu punya ide-ide kreatif untuk menjahili teman-temanya. Tapi walaupun ia suka mengganggu tetap saja teman-temannya tak keberatan. Karena Gabriella selalu membantu teman nya untuk urusan membagi-bagi ujian atau tugas yang bejibun.
Dukkkk…..dukkkduukk…dukkkdukk….
Suara ketukan yang begitu keras membangunkan Gabriella dari mimpi indahnya…
Seperti biasa ibu yang begitu rajin menggedor pintu kamar Gabriella dengan kerasnya disetiap pagi,,yah bisa jadi suara ketukan itu berkecepatan 180km/detik.
Gabriella pun berusaha mengangkat tubuh mungilnya dari tempat tidur dengan bermalas-malasan walaupun nyawanya belum terkumpul tapi ia berusaha bangkit berdiri.
“iya bu,,Gabriella udah bangun ko’..”
Ibu mau kepasar dulu, kamu cepet bangun sekalian bangunin kaka’ kamu.
Gabriella pun duduk di dekat meja makan sambil mendengar ibu nya yang terus berbicara bak babaranjang. Setelah ibu nya pergi Gabriella pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk tidur lagi. Jam dindingnya masih menunjukan pukul setengah enam pagi. Tapi tak lama kemudian, ia tersadar ia harus membangunkan kaka’ nya yang ternyata lebih susah bangun pagi di bandingkan dirinya.
“ka………..,,bangun hari ini masuk kerja ga?” udah jam 7 tuh.
“aah, Gabriella boong, udah ga mempan itu kan kicauan lu dari jaman dinasti tse.”
“yah, terserah kaka aj deh, yang penting Gabriella udah ksi tau.”
Antara sadar dan tak sadar Irene kaka Gabriella segera beranjak dari tempat tidurnya, setelah ia melihat jam ke ruang tamu ia pun tersadar.
“dimaaaaar……”
“ gw bilang juga apa, kali ini ga pake boong, lu sih ga dengerin gw.”
Secepat kilat Irene masuk kamar mandi,10 menit kemudian ganti baju dan 5 menit kemudian make-up lalu 5 menit kemudian berangkat. Hmmm… Lumayan keren untuk ukuran cewe jorok.
Gabriella yang usil tersenyum puas melihat kak’ nya Irene yang gerasak-gerusuk.
“dasar Gabriella jelek,,awas lu ya!”
“ye…kan gw tadi udah bangunin lu, tapi kga percaya. Ya udah….nih minum teh dulu biar segeran ”
“hehehe…oke deh thank you adik ku yang paling manis.”
Gabriella pun mengantarkan Irene sampai kedepan pintu, Irene menghidupkan mesin motornya dengan keras.
“ka, jangan lupa oleh-oleh nya ya…hehehehe”
“okeh,,cowo dua iket kan,,secara lu g pnah punya cowo.hahahahahaha….”
Irene tertawa senang melihat wajah Gabriella yang memadam.
“ye….awas lu yah”